Jambi -
Idul Adha merupakan salah satu Hari Raya Islam yang ditunggu oleh umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Idul Adha 2022 Masehi atau 1443 Hijriah tidak hanya disambut dengan berbagai kegembiraan oleh masyarakat.
Akan tetapi dengan sejumlah isu yang dianggap bisa mengganggu kemeriahan dan kekhidmatan ibadah yang dilaksanakan. Dari merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan kurban, kembali munculnya ancaman dari COVID-19 varian baru, hingga masalah klasik dalam penanggalan hijriah, yaitu perbedaan penentuan tanggal Hari Raya Idul Adha
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat menunggu pengumuman kalender Hijriah terkait tiga momen, yakni 1 Ramadhan, 1 Syawal sebagai penanda Shalat Idul Fitri, dan tanggal 1 Zulhijah yang menentukan tanggal Idul Adha sebagai ibadah kurban. Apakah akan terjadi perbedaan atau akan menjadi satu suara dalam pelaksanaannya?
Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022 dan Idul Adha 1443 Hijriah yang jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022. Ketetapan tersebut tertuang melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 668/2022 tentang Penetapan 1 Zulhijah dan Idul Adha 1443 Hijriah.
Sementara sebagai salah satu organisasi agama terbesar di Indonesia, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Kamis, 30 Juni 2022, sehingga Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022. Keputusan tersebut tertuang pada Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.
Perbedaan ini bisa terjadi karena perbedaan penggunaan metode penanggalan Islam yang memiliki kriteria tersendiri. Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki "wujudul hilal", sementara pemerintah melalui MABIMS.
Walaupun terdapat perbedaan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau kepada umat Islam untuk saling menghormati perbedaan tersebut.
"Hal seperti ini adalah hal biasa terjadi di tengah-tengah kita, tapi jangan perbedaan itu menjadi perpecahan.
Sedikit dari sekian banyak makna yg bisa kita ambil dari perayaan Idul Adha adalah mengajarkan agar kita senantiasa melepaskan kemelekatan terhadap semua hal yang kita miliki. Semua berasal dari Allah Swt, maka semua juga akan kembali kepada Nya. Tidak ada kepemilikan yang absolut, karena hidup adalah perjalanan dan persinggahan sementara.